Zulfarhy Abuhasmy: Pemprov Sumsel Pandai Merayakan, Tapi Lupa Tepati Janji ke Mahasiswa Sulsel

SURABAYA, IPERS – Ketua Umum Ikatan Keluarga Mahasiswa/Pelajar Indonesia (IKAMI) Sulawesi Selatan Cabang Surabaya, Zulfarhy Abuhasmy, menyoroti perayaan Dirgahayu Provinsi Sulawesi Selatan ke-356 yang digelar meriah tahun ini. Ia menilai pemerintah daerah masih pandai merayakan usia, namun belum mampu menumbuhkan rasa peduli terhadap generasi mudanya, khususnya mahasiswa perantau asal Sulawesi Selatan yang menempuh pendidikan di luar daerah.

“Selamat kepada pemerintah yang pandai merayakan usia, namun masih gagal menumbuhkan rasa peduli. Di tengah sorak perayaan, ada ratusan anak muda di tanah rantau yang terus menunggu janji sederhana — tempat yang layak untuk disebut rumah,” ujar Zulfarhy dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu (19/10/2025).

Menurutnya, sudah empat tahun berlalu sejak pemerintah menjanjikan pembangunan rumah singgah bagi mahasiswa Sulsel di Surabaya, namun hingga kini janji tersebut belum terealisasi.

“Empat tahun bukan waktu yang singkat. Empat tahun cukup untuk membangun gedung megah, cukup untuk mengganti kebijakan berkali-kali, tapi rupanya belum cukup untuk membangun kesadaran,” tegas Zulfarhy.

Ia menambahkan, mahasiswa dan pelajar Sulawesi Selatan di Surabaya tidak menuntut belas kasihan, tetapi menagih tanggung jawab moral dan sosial dari pemerintah provinsi.

“Ironis, ketika mereka berbicara lantang tentang pemberdayaan generasi muda, tapi menutup mata pada anak-anak muda yang berjuang di tanah rantau, menanti wujud kehadiran yang tak kunjung nyata,” tambahnya.

Zulfarhy menilai, pemerintah seharusnya tidak hanya pandai menyampaikan komitmen di atas mimbar, tetapi juga harus hadir nyata di lapangan.

“Kami tidak butuh pemerintah yang pandai berbicara, kami butuh pemerintah yang tahu arti peduli. Karena ketika kepedulian hilang, yang tersisa hanyalah kebanggaan tanpa makna,” ujarnya dengan nada tegas.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa kekuasaan tanpa kesadaran hanya akan meninggalkan catatan kosong dalam sejarah.

“Jika suatu hari nanti sejarah menuliskan tentang masa ini, biarlah ia menjadi pengingat bahwa kekuasaan tanpa kesadaran hanyalah kehadiran yang kosong. Bangunlah, sebelum kami yang membangunkan nuranimu,” pungkas Zulfarhy.

Pernyataan tersebut mewakili kekecewaan mahasiswa Sulawesi Selatan yang merantau di Surabaya. Mereka berharap momentum peringatan Hari Jadi Sulawesi Selatan ke-356 menjadi refleksi bagi pemerintah untuk benar-benar hadir bagi generasi muda, bukan sekadar menyampaikan janji.

Sebagai organisasi kemahasiswaan yang aktif di bidang sosial, budaya, dan pendidikan, IKAMI Sulsel Cabang Surabaya terus mendorong kolaborasi dan kepedulian antarperantau Sulsel di Jawa Timur. (@dex)

Editor : redaksi