BPDAS Dodokan Moyosari Sukses Melaksanakan Penanaman 25 Ribu Mangrove di NTB

LOMBOK BARAT || IPERS — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerjasama dengan Harian Rakyat Merdeka dan kelompok pemuda penggerak dari Society of Renewable Energy (SRE) melaksanakan penanaman mangrove serentak pada 25 lokasi di seluruh Indonesia, termasuk di NTB.

Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Menteri LHK, Prof. Dr. Siti Nurbaya Bakar melalui teleconference dari Ekowisata Mangrove Jakarta ini dalam rangka mendorong pemulihan hutan mangrove di seluruh wilayah Indonesia secara kolaboratif dan partisipatif.

Untuk diketahui, Persiapan secara teknis untuk kegiatan penanaman mangrove di NTB dilaksanakan oleh Balai Pengelolaan DAS Dodokan Moyosari dengan dukungan dari Korwil UPT dan UPT lingkup KLHK yang telah sukses melaksanakan penanaman mangrove sebanyak 1.000 batang di Ekowisata Mangrove Bagek Kembar, Desa Persiapan Empol, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat.

Dalam teleconference Menteri LHK, Siti Nurbaya menyampaikan kegiatan ini bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan bumi, melainkan sebagai persiapan penting bagi generasi yang akan datang. 

“Menanam mangrove tidak hanya tentang memperbaiki kualitas udara atau mengurangi erosi, tetapi juga tentang menyediakan dunia yang lebih baik bagi anak-anak kita,” ujarnya.

Lebih lanjut Menteri LHK menguraikan, bahwa terwujudnya program penanaman pohon bersama ini atas prakarsa masyarakat, sehingga menjadi lebih istimewa.

“Tidak ada yang lebih membanggakan daripada melihat semangat kolektif dalam usaha pelestarian lingkungan. Ini adalah bukti dari kinerja kita bersama,” ungkapnya.

Ia pun menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam inisiatif pelestarian lingkungan. Karena itu, Siti juga menekankan pentingnya mempermudah proses penanaman pohon mangrove bagi kalangan pelajar dan mahasiswa. 

“Kita harus memastikan bahwa kegiatan seperti ini mudah dan dapat diakses oleh semua, terutama oleh generasi muda yang penuh semangat ini,” tambahnya.

Terkait hal itu, kata Siti, KLHK saat ini disebutnya tengah menyusun program reward karbon untuk memberikan insentif kepada masyarakat yang terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan. 

“Membangun harmoni dengan alam, marilah kita mulai menanam. Semoga acara ini lancar dan menjadi amal ibadah bagi kita semua dan memberikan manfaat bagi Indonesia,” tutupnya.

Dalam kegiatan teleconference, Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Airadi yang diwakili Staf Ahli Bidang Sosial dan Kemasyarakatan Pemprov NTB, Izzudin Mahili mengapresiasi terselenggaranya program penanaman mangrove serentak tersebut di NTB. “Dengan kegiatan penanaman mangrove ini, kita tidak hanya menanam pohon, tapi kita juga menanam harapan akan keberlanjutan lingkungan alam kita, dan harapan akan keberlangsungan hidup kita di masa yang akan datang,” ujarnya.

Menurut Izzudin, Program penanaman mangrove di NTB sendiri disebutnya telah berjalan intensif, terutama di kawasan Sekotong yang merupakan wilayah konservasi perairan daerah. 

“Dengan penanaman mangrove serentak secara nasional ini, kami melihat ini sebagai langkah strategis dalam mewujudkan kebijakan program nasional sekaligus pengembangan sektor pariwisata di Lombok Barat. Karena itu, kami menyambut baik program ini,” lanjutnya.

Hadir langsung pada kegiatan di Sekotong, Kepala Badan Standarisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK), Ary Sudijanto yang pada kesempatan ini didampingi oleh Kepala Pusat Fasilitasi Penerapan Standar BSILHK menerangkan saat ini Indonesia memiliki posisi strategis di dunia karena luasan hutan mangrove-nya yang dominan. 

“23 persen mangrove dunia ada di Indonesia,” ujarnya.

Karena itu, upaya pelestarian mangrove seperti yang dilakukan di Ekowisata Mangrove Bagek Kembar dan wilayah lainnya di Indonesia menjadi langkah strategis untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan peran penting untuk pengurangan karbon dunia. (ANS)

Editor : redaksi